pasopati project
EN ID

Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) pada 2022, produksi nikel secara global mencapai 3,3 juta metrik ton. Jumlah tersebut meningkat 20,88% dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 2,73 juta metrik ton. Sedangkan Indonesia, Total produksi mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48% dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu. Selain unggul sebagai produsen, Indonesia tercatat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia pada 2022 yakni mencapai 21 juta metrik ton.

Akan tetapi, masih banyak perusahaan nikel, terutama di wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang tidak memiliki izin pinjam pakai Kawasan hutan. Para penambang mengklaim mereka menambang di area penggunaan lain yang tak perlu izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tapi ketika dianalisis lewat citra satelit, lokasi tambang mereka di kawasan hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Artinya, penambang mestinya punya izin.

Selain masih banyaknya tidak memiliki izin pinjam pakai pertambangan nikel di Indonesia memberikan tekanan yang parah pada lingkungan dan hutan alam Indonesia. Data Mapbiomas Indonesia menunjukan seluas 449.390 ha (Total 836 ribu ha) atau 53% di antaranya ada dalam hutan alami yang tersisa di Sulawesi, Maluku dan Papua. Nikel menjadi penyumbang terbesar dari aktifitas pertambangan yang merusak hutan alam Indonesia yaitu 15,6% (total 2,872 juta ha) setelah pertambangan batu bara.

Hal ini juga diperkuat dengan deforestasi yang akan berlanjut, karena 43% konsesi tambang nikel masih terdapat hutan alami dan belum dioperasionalkan semua. Trend laju deforestasi di sepuluh propinsi ini, dalam dua puluh tahun (2001-2021) terakhir mengalami kenaikan tiap tahunnya disebabkan oleh tambang nikel.

Ketentuan Umum

  • Peserta PJF bersedia berkolaborasi dengan WALHI Sulawesi Selatan, PUSPAHAM Sulawesi Tenggara, WALHI Maluku Utara yang sudah ditentukan panitia di salah satu dari tiga wilayah.
  • Karya jurnalistik hasil liputan peserta PJF harus dimuat di media asal jurnalis. Setelah itu, karya jurnalistik tersebut akan dimuat di https://pasopati.id/.
  • Peserta PJF dapat menghasilkan minimal 3 karya jurnalistik dengan komposisi 1 tulisan mendalam (in-depth reporting) dan 2 tulisan berita (straight news).
  • Proposal kirim ke panitia PJF: fattia@auriga.or.id

28 September – 11 Oktober 2023

Pengiriman proposal calon peserta. Proposal telah disusun jurnalis bersama LSM lokal.

16 Oktober 2023

Pengumuman jurnalis pemenang fellowship.

18 – 24 Oktober 2023

Pembuatan kontrak untuk penerima fellowship.

30 Oktober 2023 – 31 Maret 2024

Coaching, liputan dan penulisan karya jurnalistik.

Yosep Suprayogi

Wartawan senior TEMPO. Pernah menjadi Redaktur Pelaksana Desk Investigasi Majalah Tempo. Pada tahun 2009 meraih tiga penghargaan bergengsi dunia jurnalistik, dua di antaranya atas liputan investigasinya: “Akal-akalan Biaya Admin Listrik” yang diganjar Anugerah Mochtar Lubis Award; dan “Lambang dalam Pusaran Mafia Purbakala” yang meraih Anugerah Adiwarta Sampoerna.

Saat ini menjabat Kepala Teras.id, salah satu flagship TEMPO. Yosep juga aktif menjadi pengajar jurnalistik.

Sandy Indra Pratama

Wartawan senior yang tidak asing dengan liputasn investigasi. Pernah menjadi wartawan di Republika, Majalah TEMPO, CNNIndonesia.com, Beritagar.id, hingga memimpin redaksi HukumOnline.

Saat ini menjabat Pemimpin Redaksi Betahita.id, sebuah portal lingkungan. Sandy juga mengajar jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Telkom, dan Stikom Bandung.

Pasopati Project dirancang sebagai sebuah situs yang menampilkan informasi, data, dan analisis isu-isu kehutanan, persawitan, dan pertambangan. Situs ini fokus menyampaikan suara kritis pada tema-tema tersebut di atas, termasuk mengenai pelakunya dan kebijakan-kebijakan terkait.

Pasopati Project didedikasikan untuk mencapai salah satu tujuan Auriga, yakni mengeliminir aksi-aksi destruktif terhadap sumberdaya alam.

Situs ini dikelola oleh Auriga. Namun demikian ekspose-ekspose tertentu dalam situs ini dilakukan bersama jejaring.

© AURIGA NUSANTARA. ALL RIGHT RESERVED.